Minggu, 25 Juni 2017

delvianayatimalo



PAPER KELOMPOK VI
Tugas ini dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bakat dan Kreativitas
Dosen pengampuh : Rm. Linus Tiala, M.A
Disusun oleh
1.   Avelina Novita Lango
2.   Delviana Yati Malo
3.   Dominikus K. Sabaora
4.   Magi Tallo
5.   Margareta M. Bewe
6.   Maria Goreti Ole
7.   Antonius Ama Jappa
Pendidika Guru Sekolah Dasar ( Pgsd )- A
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan ( Stkip ) Weetebula
Yayasan Pendidikan Nusa Cendana ( Yapnusda )
2017
1.   Kebudayaan Indonesia dan pengembangan kreativitas
Menurut Toeti Noerhadi (1983) dalam bahasanya tentang kreativitas dan evolusi budaya, sejarah manusia dapat dikembalikan pada interaksi antara dua gerak psikologi, yaitu yang bersifat pengendalian konservatif (terikat adat-istiadat serta tradisi yang menjamin kontinuitas kebudayaan) dan suatu daya kreatif yang mempertanyakan pengalaman masa lalu dan menghadapi tantangan pembeharuan. Kedua gerak yang bertentangan ini kedua-keduanya diperlukan.
Selo Soemardjan menekankan bahwa orang yang benar-benar kreatif memiliki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat ramai.
Carl Rogers dan Mochtar Lubis menegaskan bahwa salah satu persayaratan utama bagi berkembangnya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan. Kebebasan untuk berpikir, menyatakan pikiran, mencipta, dan melakukan pilihan.
Takdir Alisjahbana menyimpulkan bahwa kebudayaan indonesia yang baru adalah suatu penjemlaan dari kebudayaan dunia yang sedang tumbuh, yang lebih nyata menjemlahkan kesatuan budi umat manusia di bumi yang satu yang menjadi kecil oleh kemajuan ilmu dan teknologi, yang melahirkan alat-alat komunikasi dan lalu lintas yang cepat, sehingga semua manusia menjadi tetangga yang senasib dan seharapan.
2.   Bentuk kerja sama dengan masyarakat
Kelompok peminat di dalam masyarakat merupakan unsur yang kuat dalam pengadaan program untuk siswa berbakat, terutama di negara-negara yang sistem sekolahnya belum melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat.
Di Canada telah diselenggarakan suatu program yang komprehensif bagi siswa berusia 16-17 tahun dinominasi oleh sekolah menengah diseluruh canada berdasarkan prestasi belajar yang unggul, kreativitas, motivasi dan ketrampilan interpersonal. Tujuan utama dari program ini adalah untuk merangsang siswa menengah yang paling berbakat untuk mengembangkan tingkat kreativitas dan kepercayaan diri yang tidak mungkin mereka peroleh di sekolah daerah tempat tinggal mereka.
3.   Memanfaatkan sumber dalam masyarakat
Program untuk anak berbakat dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat sebagai bagian dari proses belajar. Koordinator program sebagai pengelola dapat melakukan/merencanakan kegiatan sebagai berikut :
1.   Menyediakan kombi atau bus yang dapat menjadi laboratorium mobil yang dapat membawa siswa ke lapangan sebagai pengalaman terpadu dalam sains, geografi, ips, bahasa, matematika, dan hubungan antar pribadi.
2.   Menghubungi perhimpunan orang-orang yang sudah pensiun atau lanjut usia, untuk mencari tahu apakah ada di antara mereka yang mampu dan bersedia menjadi mentor  untuk siswa yang berminat dan berpotensi mendalami bidang-bidang tertentu.
3.   Menghubungi orang tua yang dapat mengajar dalam bidang minat mereka, atau bidang pekerjaan mereka.
4.   Memanfaatkan fasilitas perusahaan yang letaknya dekat sekolah yang memberikan kesempatan belajar.
5.   Menggunakan tape recorder yang memungkinkan siswa menjajaki daerah tertentu untuk melakukan survei atau mengkaji topik tertentu.
6.   Mengunjungi perusahaan telepon, melihat peralatan yang ada di sana atau melihat kegiatan yang berlangsung di sana
7.   Mengunjungi stasiun televisi TPI, TVRI, RCTI, SCTV ANTV, Indosiar dan sebagainya serta mengunjungi museum dan tempat-tempat bersejarah.
Siswa dapat diminta memberi saran-saran mengenai tempat atau orang yang menarik untuk dikunjungi. Sebelum melakukan kunjungan dibicarakan dulu bersama, apa tujuan dari wisata tersebut, topik-topik khusus apa yang akan diteliti dan mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan.
Siswa berbakat sering menunjukan kepekaan terhadap masalah yang timbul di dalam lingkungan mereka, salah satu ciri anak berbakat ialah mempunyai minat seperti orang dewasa, mereka peduli terhadap masalah-masalah sosial yang sering menunjukan derajat idealisme yang cukup tinggi.
Dengan melibatkan siswa berbakat untuk membantu memecahkan masalah-masalah masyarakat, khususnya dari kelompok yang dalam kedudukan kurang menguntungkan, akan menghilangkan sikap negatif bahwa anak berbakat merupakan kelompok elite yang jauh dari masalah-masalah nyata di dalam masyarakat.
4.   Beberapa contoh program luar sekolah
John Feldhusen (1982) dan Purdue University menekankan bahwa siswa berbakat dan kreatif mempunyai kebutuhan pendidikan khusus yang sebagian dapat dipenuhi melalui pelayanan di luar sekolah pada hari sabtu, waktu libur sore atau malam hari.
Siswa berbakat mempunyai kebutuhan kognitif, termasuk kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan berpikir sejak usia dini, untuk terlibat dalam penelitian, bekerja dengan masalah inter-disipliner, belajar teknik analisis dan riset pada usia dini, dan mengerakan diri sendiri dalam belajar.
Siswa berbakat juga mempunyai kebutuhan generatif, mereka tidak hanya menerima pengetahuan dan ketrampilan tetapi ingin menemukan dan menciptakan cara-cara baru untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
 Di Colorade Office of Talented and Gifted Education mengumumkan bahwa anggota masyarakat dapat mengusulkan kegiatan untuk program hari sabtu, dengan menjelaskan gagasannya, tujuan, siapa pesertanya, waktu dan biaya yang diperlukan. Panitia terdiri dari tiga orang yang memutuskan usulan kegiatan mana yang diterima.
Children’s Palace pada tahun 1992 dalam rangka kunjungan world council for the gifted and talented untuk mengenal pelayanan pendidikan anak berbakat, betul-betul merupakan wadah pemupukan bakat dan talenta untuk anak usia pra-sekolah sampai masa remaja. Semua bidang bakat ditampung, baik bidang intelektual umum (matematika, bahasa, sains, dan fisika) dan akademis khusus , maupun bidang seni visual dan pertunjukan, bidang motorik ( seperti tenis meja, bulu tangkis dan lain-lain).
Program luar sekolah dapat membantu memenuhi kebutuhan kognitif (mengembangkan ketrampilan berpikir), afektif (berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa yang kreatif), dan generatif (menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah ) siswa berbakat.
5.   Peran serta masyarakat di indonesia
Menurut defenisi USOE, kiranya sudah ada wadah yang menampung dan membina bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukan. Demikian pula untuk bakat dalam bidang psikomotorik seperti dalam bidang olahraga dan juga makin banyaknya kursus-kursus untuk berbagai macam ketrampilan seperti merangkai bunga, jahit-menjahit, memasak, kecantikan dan lain sebagainya yang mengembangkan berbagai talenta. Tetapi wadah atau lembaga yang khusus bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif melalui berbagai media, masih sedikit sekali.
           Sanggar yang pertama kali didirikan di indonesia dengan tujuan merangsang dan memupuk kemampuan berpikir kreativitas anak, ialah sanggar kreativitas anak yang diprakarsai oleh yayasan pemgembangan kreativitas.
Sanggar ini didirikan atas dasar pertimbangan bahwa :
1.   Setiap anak memiliki bakat kreatif yang perlu dipupuk dan dikembangkan agar dapat terwujud dalam sikap dan perilaku kreatif.
2.   Bakat kreatif ini sebaiknya dikembangkan sejak usia dini, yaitu pada masa pra-sekolah yang merupakan masa subur untuk pengembangan kreativitas.
3.   Banyak orang tua belum menyadari pentingnya kreativitas anak dikembangkan dan/atau belum memahami cara-cara memupuk kreativitas anak. Banyak pula orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk bersibuk diri secara kreatif bersama anak.
4.   Pendidikan formal masih kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, mungkin karena kurikulum yang terlalu padat dan dan lebih menekankan pada penerimaan bahan pengetahuan, fungsi ingatan, dan penalaran menuju satu jawaban tunggal yang benar.
5.   Sanggar pengembangan kretativitas anak yang didirikan pada tahun 1980 sangat bermanfaat, baik bagi pewujudan diri sepenuhnya, maupun bagi ,masyarakat dan negara, karena masa depan kita bergantung pada turunan pikiran dan perilaku kreatif, produktif dan inovatif dari warga negara.
Dengan demikian pada awal tahun 1985 sanggar kreativitas anak dibuka untuk anak usia pra sekolah dan sekolah dasar dengan tujuan :
1.   Memberi kesempatan kepada untuk mengungkapkan kreativitasnya dengan bersibuk diri secara kreatif.
2.   Membina anak untuk menggunakan waktu luangnya dengan melakukan kegiatan yang menarik baginya dan sekaligus bermanfaat.
3.   Memberi pengalaman kepada para orang tua dan pendidik mengenai cara-cara berinteraksi dengan anak yang bersifat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
Akhir-akhir ini tampak makin banyak wadah-wadah didirikan diberbagai daerah dengan tujuan mengembangkan bakat dan talenta anak, meskipun belum merata diseluruh Indonesia.
Yang masih perlu digalakan di Indonesia ialah peran serta masyarakat dalam pengadaan program pendidikan anak berbakat yang merupakan kerja sama antar sekolah dan keluarga, sebagai tiga lingkungan pendidikan di Indonesia, seperti super Saturday dan children palace di luar negeri, program di waktu libur, program mentor, dan masih banyak alternatif lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUBUNGAN ANTARA GAYA GERAK DAN FUNGSINYA

HUBUNGAN ANTARA GAYA GERAK DAN FUNGSINYA