PAPER
KELOMPOK VI
Tugas
ini dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bakat dan
Kreativitas
Dosen
pengampuh : Rm. Linus Tiala, M.A
Disusun
oleh
1. Avelina
Novita Lango
2. Delviana
Yati Malo
3. Dominikus
K. Sabaora
4. Magi
Tallo
5. Margareta
M. Bewe
6. Maria
Goreti Ole
7. Antonius
Ama Jappa
Pendidika
Guru Sekolah Dasar ( Pgsd )- A
Sekolah
Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan ( Stkip ) Weetebula
Yayasan
Pendidikan Nusa Cendana ( Yapnusda )
2017
1. Kebudayaan
Indonesia dan pengembangan kreativitas
Menurut
Toeti Noerhadi (1983) dalam bahasanya tentang kreativitas dan evolusi budaya,
sejarah manusia dapat dikembalikan pada interaksi antara dua gerak psikologi,
yaitu yang bersifat pengendalian
konservatif (terikat adat-istiadat serta tradisi yang menjamin kontinuitas
kebudayaan) dan suatu daya kreatif yang mempertanyakan pengalaman masa lalu dan
menghadapi tantangan pembeharuan.
Kedua gerak yang bertentangan ini kedua-keduanya diperlukan.
Selo
Soemardjan menekankan bahwa orang yang benar-benar kreatif memiliki sistem
nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan
nilai-nilai yang dianut masyarakat ramai.
Carl
Rogers dan Mochtar Lubis menegaskan bahwa salah satu persayaratan utama bagi
berkembangnya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan. Kebebasan untuk
berpikir, menyatakan pikiran, mencipta, dan melakukan pilihan.
Takdir
Alisjahbana menyimpulkan bahwa kebudayaan indonesia yang baru adalah suatu
penjemlaan dari kebudayaan dunia yang sedang tumbuh, yang lebih nyata
menjemlahkan kesatuan budi umat manusia di bumi yang satu yang menjadi kecil
oleh kemajuan ilmu dan teknologi, yang melahirkan alat-alat komunikasi dan lalu
lintas yang cepat, sehingga semua manusia menjadi tetangga yang senasib dan
seharapan.
2. Bentuk
kerja sama dengan masyarakat
Kelompok
peminat di dalam masyarakat merupakan unsur yang kuat dalam pengadaan program
untuk siswa berbakat, terutama di negara-negara yang sistem sekolahnya belum
melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat.
Di
Canada telah diselenggarakan suatu program yang komprehensif bagi siswa berusia
16-17 tahun dinominasi oleh sekolah menengah diseluruh canada berdasarkan
prestasi belajar yang unggul, kreativitas, motivasi dan ketrampilan interpersonal.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk merangsang siswa menengah yang
paling berbakat untuk mengembangkan tingkat kreativitas dan kepercayaan diri
yang tidak mungkin mereka peroleh di sekolah daerah tempat tinggal mereka.
3. Memanfaatkan
sumber dalam masyarakat
Program untuk anak
berbakat dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat sebagai
bagian dari proses belajar. Koordinator program sebagai pengelola dapat
melakukan/merencanakan kegiatan sebagai berikut :
1. Menyediakan
kombi atau bus yang dapat menjadi laboratorium mobil yang dapat membawa siswa
ke lapangan sebagai pengalaman terpadu dalam sains, geografi, ips, bahasa,
matematika, dan hubungan antar pribadi.
2. Menghubungi
perhimpunan orang-orang yang sudah pensiun atau lanjut usia, untuk mencari tahu
apakah ada di antara mereka yang mampu dan bersedia menjadi mentor untuk siswa yang berminat dan berpotensi
mendalami bidang-bidang tertentu.
3. Menghubungi
orang tua yang dapat mengajar dalam bidang minat mereka, atau bidang pekerjaan
mereka.
4. Memanfaatkan
fasilitas perusahaan yang letaknya dekat sekolah yang memberikan kesempatan
belajar.
5. Menggunakan
tape recorder yang memungkinkan siswa menjajaki daerah tertentu untuk melakukan
survei atau mengkaji topik tertentu.
6. Mengunjungi
perusahaan telepon, melihat peralatan yang ada di sana atau melihat kegiatan
yang berlangsung di sana
7. Mengunjungi
stasiun televisi TPI, TVRI, RCTI, SCTV ANTV, Indosiar dan sebagainya serta
mengunjungi museum dan tempat-tempat bersejarah.
Siswa
dapat diminta memberi saran-saran mengenai tempat atau orang yang menarik untuk
dikunjungi. Sebelum melakukan kunjungan dibicarakan dulu bersama, apa tujuan
dari wisata tersebut, topik-topik khusus apa yang akan diteliti dan
mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan.
Siswa
berbakat sering menunjukan kepekaan terhadap masalah yang timbul di dalam
lingkungan mereka, salah satu ciri anak berbakat ialah mempunyai minat seperti
orang dewasa, mereka peduli terhadap masalah-masalah sosial yang sering
menunjukan derajat idealisme yang cukup tinggi.
Dengan
melibatkan siswa berbakat untuk membantu memecahkan masalah-masalah masyarakat,
khususnya dari kelompok yang dalam kedudukan kurang menguntungkan, akan
menghilangkan sikap negatif bahwa anak berbakat merupakan kelompok elite yang
jauh dari masalah-masalah nyata di dalam masyarakat.
4. Beberapa
contoh program luar sekolah
John
Feldhusen (1982) dan Purdue University menekankan bahwa siswa berbakat dan
kreatif mempunyai kebutuhan pendidikan khusus yang sebagian dapat dipenuhi
melalui pelayanan di luar sekolah pada hari sabtu, waktu libur sore atau malam
hari.
Siswa
berbakat mempunyai kebutuhan kognitif, termasuk kesempatan untuk mengembangkan
ketrampilan berpikir sejak usia dini, untuk terlibat dalam penelitian, bekerja
dengan masalah inter-disipliner, belajar teknik analisis dan riset pada usia
dini, dan mengerakan diri sendiri dalam belajar.
Siswa berbakat juga
mempunyai kebutuhan generatif, mereka tidak hanya menerima pengetahuan dan
ketrampilan tetapi ingin menemukan dan menciptakan cara-cara baru untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
Di Colorade Office of Talented and Gifted
Education mengumumkan bahwa anggota masyarakat dapat mengusulkan kegiatan untuk
program hari sabtu, dengan menjelaskan gagasannya, tujuan, siapa pesertanya, waktu
dan biaya yang diperlukan. Panitia terdiri dari tiga orang yang memutuskan
usulan kegiatan mana yang diterima.
Children’s
Palace pada tahun 1992 dalam rangka kunjungan world council for the gifted and
talented untuk mengenal pelayanan pendidikan anak berbakat, betul-betul
merupakan wadah pemupukan bakat dan talenta untuk anak usia pra-sekolah sampai
masa remaja. Semua bidang bakat ditampung, baik bidang intelektual umum
(matematika, bahasa, sains, dan fisika) dan akademis khusus , maupun bidang
seni visual dan pertunjukan, bidang motorik ( seperti tenis meja, bulu tangkis
dan lain-lain).
Program
luar sekolah dapat membantu memenuhi kebutuhan kognitif (mengembangkan
ketrampilan berpikir), afektif (berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang
dewasa yang kreatif), dan generatif (menemukan cara-cara baru untuk memecahkan
masalah ) siswa berbakat.
5. Peran
serta masyarakat di indonesia
Menurut defenisi USOE,
kiranya sudah ada wadah yang menampung dan membina bakat dalam bidang seni
visual dan pertunjukan. Demikian pula untuk bakat dalam bidang psikomotorik
seperti dalam bidang olahraga dan juga makin banyaknya kursus-kursus untuk
berbagai macam ketrampilan seperti merangkai bunga, jahit-menjahit, memasak,
kecantikan dan lain sebagainya yang mengembangkan berbagai talenta. Tetapi
wadah atau lembaga yang khusus bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif melalui berbagai media, masih sedikit sekali.
Sanggar yang pertama kali didirikan di indonesia dengan
tujuan merangsang dan memupuk kemampuan berpikir kreativitas anak, ialah
sanggar kreativitas anak yang diprakarsai oleh yayasan pemgembangan
kreativitas.
Sanggar ini didirikan
atas dasar pertimbangan bahwa :
1. Setiap
anak memiliki bakat kreatif yang perlu dipupuk dan dikembangkan agar dapat
terwujud dalam sikap dan perilaku kreatif.
2. Bakat
kreatif ini sebaiknya dikembangkan sejak usia dini, yaitu pada masa pra-sekolah
yang merupakan masa subur untuk pengembangan kreativitas.
3. Banyak
orang tua belum menyadari pentingnya kreativitas anak dikembangkan dan/atau
belum memahami cara-cara memupuk kreativitas anak. Banyak pula orang tua yang
tidak mempunyai waktu untuk bersibuk diri secara kreatif bersama anak.
4. Pendidikan
formal masih kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya, mungkin karena kurikulum yang terlalu padat dan dan lebih menekankan
pada penerimaan bahan pengetahuan, fungsi ingatan, dan penalaran menuju satu
jawaban tunggal yang benar.
5. Sanggar
pengembangan kretativitas anak yang didirikan pada tahun 1980 sangat
bermanfaat, baik bagi pewujudan diri sepenuhnya, maupun bagi ,masyarakat dan
negara, karena masa depan kita bergantung pada turunan pikiran dan perilaku
kreatif, produktif dan inovatif dari warga negara.
Dengan
demikian pada awal tahun 1985 sanggar kreativitas anak dibuka untuk anak usia
pra sekolah dan sekolah dasar dengan tujuan :
1. Memberi
kesempatan kepada untuk mengungkapkan kreativitasnya dengan bersibuk diri
secara kreatif.
2. Membina
anak untuk menggunakan waktu luangnya dengan melakukan kegiatan yang menarik
baginya dan sekaligus bermanfaat.
3. Memberi
pengalaman kepada para orang tua dan pendidik mengenai cara-cara berinteraksi
dengan anak yang bersifat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
Akhir-akhir ini tampak makin banyak
wadah-wadah didirikan diberbagai daerah dengan tujuan mengembangkan bakat dan
talenta anak, meskipun belum merata diseluruh Indonesia.
Yang masih perlu digalakan di Indonesia
ialah peran serta masyarakat dalam pengadaan program pendidikan anak berbakat
yang merupakan kerja sama antar sekolah dan keluarga, sebagai tiga lingkungan
pendidikan di Indonesia, seperti super
Saturday dan children palace di
luar negeri, program di waktu libur, program mentor, dan masih banyak
alternatif lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar